Selasa, 15 November 2016
Tourist Trap
In rural Wisconsin, there's a abandoned park. Built in the 1920's, it served as the town's gathering place for everyone.
That is, until a newly developed train and tunnel for Tots ride was installed in 1932. It was an innocent looking childish train, with one main (mechanized) head car, with three small trolleys pulled behind it. It went around some loops before going into a small tunnel.
But this is where the story gets weird. There were numerous cases of child deaths that year, all of them happening after the child rode on that train system. Some kids went missing in that short tunnel (about teen feet), and others went comatose after leaving. One, upon exiting, was found to be dead. Her dress was covered in what looked like small bloody handprints. Some killed themselves by scratching at their throats until the bled out, and one of them even killed another child before hanging herself with razor wire at the family's farm.
The park was closed, and the town's popularity as tourist town plummeted.
Recently, a team of scientists were sent out to the park. They tapped a video camera to the train, and put a new intern in with it, before sending it on its way onto the tracks.
When the train left the tunnel, it was empty, except for the camera.
The last teen seconds were nothing but static, save for the sound of children laughing.
Indonesian:
Di sebuah pedesaan di negara bagian Wisconsin, ada sebuah taman bermain tua yang sudah lama ditinggalkan. Dibangun tahun 1920, taman itu menyediakan tempat berkumpul bagi orang-orang kota.
Sampai suatu ketika, ditambahkan area permainan baru berupa kereta api kecil yang melewati lorong pada tahun 1932. Bentuknya lucu, khas tampilan kesukaan anak-anak dengan satu kepala di depan sebagai mesin penarik dan tiga gerbong kecil di belakang. Kereta itu akan berputar-putar berapakali sebelum masuk ke dalam terowongan.
Inilah permulaan dari cerita yang aneh. Ada beberapa kasus anak-anak mati, semuanya terjadi setelah mereka bermain dengan kereta itu. Beberapa anak hilang di dalam lorong pendeknya (sekitar 10 feet=3 meter), lainnya pingsan setelah meninggalkan terowongan. Satu ditemukan mati setelah melewati terowongan. Pakaiannya penuh dengan jejak-jejak tangan kecil berdarah. Beberapa dari mereka membunuh diri mereka sendiri dengan mencakar leher mereka sampai kehabisan darah. Dan ada diatara mereka membunuh anak yang lain sebelum menggantung diri dengan kawat duri di pertanian keluarganya sendiri.
Taman itu akhirnya ditutup dan popularitas kota sebagai tempat wisata jatuh.
Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dikirim ke taman itu. Mereka menempelkan video kamera pada kereta dan memperbaharui keretanya sebelum mengirimnya ke dalam lorong.
Ketika kembali dari lorong, semuanya kosong kecuali kameranya.
sepuluh detik terakhir tidak ada suara kecuali suara statis, tetapi sebelumnya terdengar suara anak-anak tertawa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar