For some reason, you cannot use your phone or any other electronic devices. There are old shops and payphones in the village but you cannot call anybody. Many people went to this village but no one came back.
At the end of the Edo period (1603-1868), the Inunaki village existed under the jurisdiction and tax collections of the Kuroda clan and was located at the bottom of a valley in the mountains, where the main source of income of the inhabitants, was the wood removed from forests. Until 1889, the village belonged to the municipality of Inunaki Kurate, Fukuoka, Japan. The village came to own two warehouses for storing charcoal, one of which was located in the Valley of Inunaki built with the allowance of a rural cooperative, however, the building was devastated by a flood in the year 1959, as well as a local cemetery where the grave Muenbotoke, which was dragged in this flood.
Among the tombs destroyed, were two graves calls the ' tombs of the travelers', due to the rumor that if someone touched them would be cursed, nobody worshiped. The name Inunaki (Dog/dog's cry) originates from the name of the locale, where a legend has it that once a man came back from a hunting trip and got angry with his dog for him Yelp insistently. In a fit of rage, he kills the dog soon after being attacked by a black dragon, that is, the faithful dog, was trying to warn him of the danger. These maximum legends Inunaki village.
Before the second world war and during the war, the village Inunaki fueled the Japanese army with charcoal. After the war, the town survived on Agriculture and selling coal through the Union of Yoshikawa and carvoeiro in 1986, the site was chosen for the construction of the Inunaki dam.
Bahasa Indonesia:
Inunaki adalah desa misterius di belantara jepang di kaki gunung Inunaki yang benar-benar terisolasi dari desa lain dan bahkan dari negara itu sendiri. Desa tersebut hampir seluruhnya hancur dan benar-benar terpisah dari dunia luar. Ada sebuah papan di pintu masuk desa yang mengatakan "Hukum Jepang tidak berlaku di sini". Orang-orang di desa ini disuruh hidup dengan cara yang sangat aneh. Incest, kanibalisme atau pembunuhan sangat umum terjadi.
Untuk alasan yang tidak diketahui, orang tidak dapat menggunakan telepon atau perangkat elektronik lainnya. Ada toko-toko tua dan telepon umum di desa tapi tidak bisa menelepon siapa pun. Banyak orang pergi ke desa ini tapi tidak ada yang kembali.
Pada akhir pemerintahan Edo (1603-1868), desa Inunaki berada di bawah yurisdiksi dan pengumpul pajak klan Kuroda dan terletak di dasar lembah di pegunungan, tempat sumber pendapatan utama penduduk, sehingga kayu-kayu di hutan itu ditebangi. Sampai tahun 1889, desa tersebut menjadi milik pemerintah kota Inunaki Kurate, Fukuoka, Jepang. Desa tersebut memiliki dua gudang untuk menyimpan arang, salah satunya terletak di Lembah Inunaki yang dibangun dengan uang dari koperasi pedesaan, namun bangunan tersebut hancur akibat banjir pada tahun 1959 yang juga merusak pemakaman lokal Muenbotoke.
Di antara makam yang hancur, ada dua kuburan yang dinamakan 'makam para pelancong', karena desas-desus mengatakan jika seseorang menyentuh makam-makan itu, mereka akan dikutuk, tidak ada yang mendoakan mereka. Nama Inunaki (tangisan anjing / anjing) berasal dari bahasa setempat. Legenda mengatakan bahwa suatu ketika ada seseorang kembali dari perjalanan berburu dan marah kepada anjingnya yang menyalak berkali-kali. Dalam keadaan marah, dia membunuh anjing itu. Segera setelah itu, ia diserang oleh naga hitam. Ternyata anjing setia itu mencoba memperingatkannya tentang bahaya tersebut.
Sebelum perang dunia kedua dan selama perang, desa Inunaki menjadi tempat penyimpanan arang tentara Jepang. Setelah perang, desa bertahan hidup dengan pertanian dan menjual batubara melalui Union of Yoshikawa dan carvoeiro pada tahun 1986, tempat ini lantas dipilih untuk pembangunan bendungan Inunaki.
0 komentar:
Posting Komentar